Selasa, 20 Mei 2014

Persiapan Aksi G 30 S/PKI

Persiapan Aksi G 30 S/PKI

Untuk melaksanakan tujuannya dalam merebut kekuasaan PKI melakukan tindakan sebagai berikut          :
1.   Membentuk biro khusus

Biro khusus ini di bawah pimpinan Syam Kamaruzman.
Tugas biro khusus adalah merancang dan mempersiapkan perebutan kekuasan.
dan juga bertugas sebagai menyebarluakan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh ABRI dan organisasi politik lainnya. Para anggota ABRI yang telah dibina atau telah menjadi pengikut PKI dimanfaatkan untuk menunjang kepentingan PKI.
Perwira ABRI yang telah terbina, antara lain sebagai berikut :
·         Brigjen Supardjo
·         Letkol Untung
·         Letkol Heru Atmodjo
·         Marsekal Madya Omar Dhani
·         Kolonel Sunardi
·         Kolonel Anwar

2.   Menggalang kekuatan massa Buruh Tani dan Pemuda

Hal ini diwujudkan dengan membentuk organisasi massa, seperti
·         Barisan Tani indonesia (BTI)
·         pemuda Raksasa (PR)
·         Central Gabungan Mahasiswa Indonesia (CGMI)
·         Gerakan wanita indonesia (Gerwani).

3.   Mengusulkan pembentukan Angkatan ke-5

PKI mengusulkan untuk membentuk angkatan ke-5 yang terdiri atas buruh dan tani yang dipersenjatai. Pembentukan angkatan ke-5 merupakan saran dari perdana menteri cina yang bernama Chou Enlai dan dia juga menjanjikan 100.000 pucuk senjata ringan secara Cuma-Cuma.
Usulan ini ditentang keras oleh Letjen TNI yang bernama Ahmad Yani. Ia menegaskan bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan usaha mempersejatai penduduk sipil seharusnya harus langsung berada dibawah pengawasan dan koordinasi TNI. Namun, beberapa anggota TNI mulai mendukung ide tersebut pada awal juni 1965. PKI secara terang-terangan melatih para anggota pemuda rakyat dan Germani dengan keterampilan teknis militer, seperti tata cara menggunakan senjata dan berperang. Kegiatan ini mulai dilakukan pada awal juli 1965 disekitar lubang buaya, pondok gede, jakarta timur. Sampai akhir september 1965, diperkirakan tidak kurang dari 2.000 orang yang telah mengikuti latihan melliter itu dijakarta. Latihan serupa telah dilakukan diluar ibu kota.

4.   Melakukan sabotase, aksi sepihak, dan aksi teror.
Sabotase terhadap transportasi kereta yang dilakukan aksi buruh kereta api ( Januari-Oktober 1964 ) yang mengakibatkan serentetan kecelakaan kereta api seperti di Purwokerto, Kroya, Tasikmalaya, Bandung, dan Tanah Abang. Aksi sepihak, misalnya Peristiwa Jengkol, Bandar Betsy, dan Peristiwa Indramayu. Aksi teror misalnya Peristiwa Kanigoro Kediri. Hal itu dilakukan sebagai persiapan untuk melakukan kudeta.
5.   Melakukan aksi fitnah terhadap ABRI
khususnya TNI-AD yang dianggap sebagai penghambat pelaksanaan programnya yaitu dengan melancarkan isu dewan jendral.tujuanya untuk menghilangkan kepercayaan terhadap TNI-AD dan mengadu domba antara TNI-AD dengan presiden soekarno.
6.   Melakukan latihan kemiliteran di lubang buaya pondok gede jakarta.
 Latihan kemiliteran di lubang buaya .pondok gede jakarta latihan kemiliteran ini merupakan sarana persiapan untuk melakukan pemberontakan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar